Selasa, 24 Mei 2011

Indonesia Akan Dikeluarkan dari Keanggotaan FIFA?

Kongres PSSI 20 Mei lalu yang berujung kekisruhan alias deadlock bukan hanya bisa menyebabkan Indonesia dijatuhi sanks tetapi mungkin lebih dari itu FIFA akan  mencabut keanggotaan PSSI sebagai salah satu anggota FIFA karena federasi sepakbola tertinggi dunia itu menganggap kekisruhan di Kongres PSSI yang diselenggarakan Hotel Sultan tersebut sebagai pelanggaran berat.

Seperti yang diberitakan di berbagai media nasional, Dali Taher anggota Komite Etika FIFA mengatakan : "Pelanggarannya berat. Sanksi itu merupakan hukuman paling ringan karena penghinaan seperti ini bisa sampai mengakibatkan Indonesia dikeluarkan dari keanggotaan FIFA." Dali Taher menambahkan bahwa FIFA sangat tersinggung dengan perbuatan sejumlah pemilik suara yang melontarkan pernyataan bernada menghina kepada dua perwakilan FIFA yang hadir di kongres, Frank van Hattum dan Thierry Regenass.

Menurut Dali Taher, mengutip FIFA, tindakan para pemilik suara itu sudah dikategorikan sebagai perilaku sangat buruk. "Regenass sudah kecewa berat, dan van Hattum mengatakan peristiwa di kongres Jakarta itu sebagai peristiwa yang memalukan," lanjut Dali Taher.

Dali Taher sendiri memberikan apresiasi atas upaya Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar yang tetap melobi FIFA dalam sidang komite eksekutif di Zurich Swiss, 30 Mei mendatang. Meskipun demikian, dirinya tidak yakin bahwa lobi itu berhasil karena FIFA pada dasarnya merupakan lembaga yang tidak gampang dipengaruhi. "FIFA tidak bisa dilobi, tidak ada perlakuan khusus bagi setiap anggota FIFA," tandasnya.

Pernyataan Dali Tahir ini juga sekaligus membantah kata-kata Arifin Panigoro - salah satu kandidat wakil ketua umum PSSI 2011-2015 yang telah dicoret FIFA. Arifin Panigoro pernah menyatakan kemungkinan kecil FIFA akan mengeluarkan sanksi kepada Indonesia. Dengan yakin Arifin Panigoro mengatakan bahwa Indonesia tidak akan  dijatuhi sanksi oleh FIFA.

Meski diminta oleh hampir seluruh rakyat Indonesia, termasuk oleh Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar, untuk legowo, Arifin menolak untuk mundur dari pencalonannya. Pasalnya, banyak kepentingan yang bermain di belakang jargon perubahan yang diusungnya.

Agum Gumelar sendiri sempat berharap Arifin beserta pasangannya yang juga ditolak oleh FIFA,George Toisutta mampu meredam sikap para pendukungnya yang terkesan memaksakan kehendak untuk meloloskan kedua nama tersebut sebagai calon ketua dan wakil ketua PSSI 2011-2015. Selain itu, Agum Gumelar juga berharap situasi di dalam negeri juga kondusif sehingga lobinya untuk memperingan sanksi bagi PSSI berhasil.